Selasa, 22 Juni 2010

Permasalahan Umum Banjir Jakarta

PEMBERSIHAN SALURAN DRAINASE

Fungsi utama dari saluran drainase adalah mengalirkan alir secepat dan selancar mungkin sehingga dapaat menghindari terjadinya limpasan air dan genangan. Namun kendalanya adalah:

  • Terjadinya penyumbatan oleh sedimentasi, lumpur dan sampah.
  • Aliran air sering terhalang atau mengecil karena adanya bangunan permanen di atasnya (misalnya bangunan MCK, rumah, pipa-pipa, dll)
  • Adanya dimensi saluran yang kurang memenuhi syarat (kedalaman, lebar, elevasi, dll)
  • Saluran drainase terlah tertutup berlapis-lapis (tanpa manhole) sehingga sulit dibersihkan atau dilakukan kegiatan pemeliharaan
  • Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara saluran drainase
  • Masih bercampurnya air limbah rumah tangga dan air hujan di saluran drainase. Sehingga meningkatkan pencemaran air dan berpotensi meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh kondisi air yang buruk.
  • Semakin berkurangnya ruang terbuka hijau yang memungkinkan terjadinya resapan air ke dalam tanah, demikian juga ‘semenisasi’ di rumah-rumah dan areal perparkiran. Hal ini akan meningkatkan beban yang harus ditanggung oleh saluran drainase.

Oleh sebab itu partisipasi masyarakat dalam pembersihan saluran drainase mikro sangat diperlukan, dan bukan sekedar seremonial tanpa target yang jelas. Oleh sebab itu diperlukan organisasi masyarakat di tingkat RW & Kelurahan yang bertanggung jawab untuk memelihara saluran drainase mikro tersebut. Partisipasi masyarakat ini juga harus terintegrasi dengan program dan kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota.


PENGELOLAAN SAMPAH

Fungsi utama dari pengelolaan sampah terpadu adalah menghindari terjadinya tumpukan sampah di rumah tinggal dan mengangkutnya segera ke TPS / TPA. Namun kendalanya adalah:

  • Masih tingginya timbulan sampah yang dihasilkan di rumah tangga. Upaya untuk mengurangi jumlah sampah (reduce) masih perlu upaya sosialisasi dan pembinaan.
  • Masih terbatasnya alat angkut, baik gerobak maupun Truk Sampah.
  • Masih terbatasnya jumlah TPS. Selain itu beberapa TPS penempatannya kurang memadai, baik dari segi lokasi, jangkauan, dan kesesuaian dengan lingkungan sekitarnya.
  • Jadual pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang belum teratur
  • Masih adanya masyarakat yang membuang sampah ke saluran drainase atau sungai
  • Upaya pemanfaatan kembali sampah (daur ulang, komposting, dll)


PERBAIKAN PENGELOLAAN SANITASI

Fungsi utama dari sanitasi adalah untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui pengelolaan air limbah rumah tangga (domestik), baik air limbah bekas cuci, mandi dan dapur (grey water) maupun kakus (black water). Namun demikian:

  • Air bekas cuci, mandi dan dapur umumnya langsung dibuang ke saluran di depan rumah,
  • Air limbah manusia umumnya dibuang ke septiktank, dan (setelah diolah) kemudian di buang ke saluran di depan rumah atau sungai.
  • Kondisi septiktank umumnya jarang dikuras, kemungkinan bocor (leakage), dan kurang memenuhi standar teknis sehingga membahayakan bagi kesehatan lingkungan
  • Sebagian besar rumah tangga di sepanjang sungai / saluran drainase tidak memiliki toilet dan septiktank yang memadai, sehingga berpotensi bagi terjadinya pencemaran air.
  • Kondisi saluran mikro dan sub-mikro, terutama di kawasan pemukiman padat, kurang terpelihara, kotor dan tersumbat.
  • Sarana jamban umum seperti MCK atau WC umum masih kurang, andaikan ada kurang memenuhi persyaratan sanitasi dan kesehatan lingkungan.
  • Kondisi air tanah sangat rawan karena adanya pencemaran septiktank yang bocor atau terlalu dekatnya jarak antara septiktank dengan sumur / sumber air.
  • Masih terbatasnya Truk Tinja yang melayani pengurasan dan pengangkutan limbah manusia, dan tarif yang masih dirasakan berat oleh masyarakat.

Untuk menangani hal tersebut di atas maka diperlukan adanya kesadaran dan keterlibatan masyarakat untuk memperbaiki sarana dan prasarana sanitasinya, misalnya:

  • Memperbaiki kondisi dan kualitas septiktank agar sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku
  • Menguras septik tank secara teratur, misalnya setiap 3 atau 4 tahun sekali.
  • Secara teratur diperlukan pemeriksaan kualitas air bersih (sumur masyarakat) dan air kotor / buangan rumah tangga ke saluran drainase
  • Menyediakan sarana MCK atau WC umum bagi masyarakat tinggal di tepian saluran atau sungai, kawasan pemukiman padat, kumuh, dan miskin.
  • Meremajakan atau menyediakan sarana angkutan Truk Tinja


DUKUNGAN PENDANAAN DAN ORGANISASI

Dalam rangka mengatasi banjir dibutuhkan dukungan pendanaan dan kelembagaan yang memadai, khususnya untuk:

  • Pemeliharaan rutin, misalnya pembersihan saluran drainase
  • Rehabilitasi, rekonstruksi dan pembangunan baru.

Kegiatan pemeliharaan rutin, khususnya pembersihan saluran drainase mikro, sebenarnya dapat dilakukan oleh masyarakat setempat, baik secara individu maupun berkelompok (Community Working Committee atau organisasi lainnya). Sedangkan kegiatan rehabiltasi, rekonstruksi dan pembangunan saluran baru sulit dilakukan oleh masyarakat atau CWC, dan memang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota dan Propinsi. Pendanaan untuk kegiatan ini bersumber pada APBD atau APBN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar